Ujian Akhir Sekolah( oleh:Sholichah/4
TPHP 1/Nis:6521)
Monosodium glutamat, sering
disingkat MSG, adalah zat kimia berbahaya yang dipakai untuk memperkuat rasa
makanan. Ada sebuah riset yang tengah berkembang yang membuktikan bahwa zat
aditif yang banyak dipakai ini adalah neurotoksin yang sangat kuat.
Riset menunjukkan bahwa
aktivitas berlebih sejenis pengantar pesan dalam otak bernama glutamate, zat
asal protein yang menyebabkan excitation sel otak dan saraf tertentu, dapat
menyebabkan kematian sel dan pertumbuhan penyakit Parkinson.
Kebanyakan bereaksi dalam
jangka waktu 48 jam setelah mengonsumsi MSG (bahkan dalam jumlah kecil),
sehingga sulit untuk merunut balik makanan pembawanya. Gejala-gejalanya
meliputi sakit kepala, iritasi kulit, munculnya benjolan-benjolan pada mulut,
pembengkakan membran mukosa (pada mulut, gastrointestinal/pencernaan, atau
saluran reproduksi), hidung berlendir, insomnia/susah tidur, seizure, suasana
hati (mood) yang tidak menentu, rasa panik tiba-tiba, diare, jantung
berdebar-debar dan ketidakteraturan jantung lainnya, nausea (mual), mati rasa,
rasa tersengat, perasaan geli, sakit di dada, serangan asma dan migren -
gejala-gejala yang orang pikir adalah reaksi alergi.
Apakah Anda dapat
mempercayai bahwa produsen makanan bayi menambahkan MSG ke dalam produk mereka?
Ini sungguh-sungguh terjadi. Dan salah satu bahaya tersembunyi dari MSG
terdapat dalam formula bayi. Kebanyakan merek terkenal formula bayi mengandung
MSG dalam berbagai bentuk. MSG dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem
saraf orang dewasa, tetapi pada anak-anak, sifat racunnya lebih berbahaya.
Teleponlah para produsen makanan bayi tersebut dan mereka akan mengatakan bahwa
produk mereka tidak mengandung zat neurotoksin yang sangat kuat ini. Dan mereka
tidak akana mengatakan kepada Anda bahwa mereka menambahkan zat-zat lain yang
merupakan zat pembentuk MSG, yaitu berbagai jenis glutamat.
Para produsen yang memilih
untuk menuliskan MSG dengan nama berbeda, sebagai komponen pembentuknya atau
sebagai zat derivatif dari zat berbahaya ini, berusaha menipu konsumen yang percaya
kepada produk mereka. Pokoknya, namanya saja yang berbeda, sedangkan
kemampuannya untuk merusak otak sama saja. MSG dengan nama apa pun tetaplah
berbahaya. Toksin sistem saraf ini juga terdapat dalam berbagai jenis zat
aditif makanan.
Sumber-sumber MSG:
* Autolyzed yeast (ragi
autolisis)* Kalsium kaseinat* Gelatin
* Glutamat
* Asam glutamat
* Protein hidrolisis
* Protein kedelai hidrolisis
* Protein sayuran hidrolisis
* Monopotasium glutamat
* Sodium kaseinat
* Ekstrak ragi
* Makanan mengandung ragi
* Yeast nutrient (zat gizi
ragi)
Tetapi MSG tidak hanya
ditemukan dalam makanan bayi. Bila Anda makan di restoran cepat saji, restoran
'keluarga', atau membeli makanan kemasan atau siap saji, kemungkinan Anda telah
mengonsumsi MSG secara teratur. Zat aditif ini sering ditambahkan ke dalam
berbagai jenis makanan dan sering diberi label 'rasa alami', 'rasa ayam atau
daging sapi alami', atau 'perasa alami'. Anda akan dengan mudah mendapati MSG
salah satunya pada sup, karena sup bruillon, kaldu sayuran dan kaldu murni
sering mengandung MSG.
Karena zat aditif ini
memiliki berbagai bentuk dan nama, kebanyakan pemilik restoran menyangka
makanan yang mereka sajikan bebas MSG, dan mempromosikannya demikian, padahal
kenyataannya, makanan-makanan tersebut bisa jadi dipenuhi oleh zat kimia
berbahaya ini. Para chef dan pemilik restoran, seperti kebanyakan orang lain,
tidak bisa selalu mengetahui nama-nama lain MSG yang begitu banyak. Anda
cenderung tidak akan menemukan MSG jika Anda makan di restoran dengan kualitas
tinggi yang hanya menyajikan makanan segar, dimasak dari proses awal, tanpa
menggunakan saus dan bumbu botolan.
Sedangkan pada makanan siap
saji atau restoran cepat saji, MSG dapat dengan mudah ditemui.
Sejak diperkenalkan oleh
industri makanan lima puluh tahun lalu, MSG ditambahkan dalam jumlah semakin
banyak pada makanan kemasan, sup, makanan ringan dan makanan siap saji. Anda
mengira bahwa 'makanan sehat' Anda tidak mengandung MSG? Coba pikirkan lagi.
Mulailah membaca label makanan yang Anda beli untuk melihat apakah makanan
tersebut mengandung zat samaran MSG. Jika Anda menemukan salah satu istilah di
atas, berarti zat tersebut adalah salah satu zat derivatif MSG.
Dikutip dari buku *The Brain
Wash: Detoksifikasi Otak* oleh Michelle Schoffro Cook, 2010. halaman 82-84
Tidak ada komentar:
Posting Komentar